Tangerang Selatan (01/04) – Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah menyelenggarakan Webinar Hari Meteorologi Dunia ke-72 dengan tema “Peringatan Dini dan Aksi Dini untuk Pengurangan Risiko Bencana Hidrometeorologi” yang diikuti oleh seluruh taruna/i dan pembina STMKG serta pegawai BMKG melalui kanal Zoom meeting dan Youtube STMKG.

Pembukaan kegiatan Webinar Hari Meteorologi Dunia ke -72

Pembukaan kegiatan Webinar Hari Meteorologi Dunia ke -72

Acara ini dipandu oleh taruni Ariantika selaku pembawa acara dan dibuka langsung oleh Ketua STMKG, Bapak Dr. I Nyoman Sukanta, S.Si., M.T. Dalam sambutannya, Ketua STMKG membahas perubahan iklim global yang mengakibatkan terjadinya perubahan temperatur sejak era industrial hingga saat ini. Hal tersebut wajib mendapat perhatian khusus dari seluruh masyarakat, khususnya BMKG selaku pelaksana tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Perubahan iklim global yang terus menerus terjadi sangat berpotensi untuk mengakibatkan bencana Hidrometeorologi seperti kebakaran hutan, banjir, gelombang panas, angin kencang, dan lain sebagainya. Mengingat ancaman bencana yang terjadi, maka perlu dilakukan persiapan sejak dini guna mengurangi risiko bencana Hidrometeorologi.

Materi pertama disampaikan oleh Bapak Prof. Chay Asdak, Ir., M.Sc., Ph.D. dengan topik “Bencana Hidrometeorologi dan Upaya Pengendaliannya” Beliau menyampaikan terkait pentingnya dilakukan upaya untuk mengurangi risiko bencana Hidrometeorologi, seperti konservasi lahan dan reboisasi. Materi kedua disampaikan oleh Bapak Dr. I Putu Santikayasa, M.Sc. dengan topik “Peranan Informasi Hidroklimatologi dalam Pengurangan Risiko Bencana”. Beliau menyampaikan terkait pentingnya peran informasi dalam pengurangan risiko bencana terutama kualitas data. Materi ketiga disampaikan oleh Bapak Dr. Yosafat Donni Haryanto, SP., M.Si. dengan topik “Studi Upaya Mitigasi dan Adaptasi Bencana Wilayah Pesisir”. Beliau menyampaikan bahwa wilayah pesisir sering dilanda bencana Hidrometeorologi. Maka dari itu, diperlukan edukasi dan informasi  bagi nelayan dan masyarakat pesisir sebagai bentuk mitigasi dan adaptasi bagi bencana wilayah pesisir.

Setelah ketiga narasumber menyampaikan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diakhiri dengan penutupan kegiatan Webinar. Secara keseluruhan, kegiatan Webinar berjalan dengan lancar serta peserta webinar terlihat antusias, dilihat dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan. Semoga Webinar ini dapat meningkatkan taruna/i kepekaan terhadap bencana Hidrometeorologi. (Jend/1AM)