Jakarta (30/07) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pembangunan Nasional (Rakorbangnas) bertemakan “Info BMKG Kawal Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh” yang berlangsung selama dua hari, tanggal 29-30 Juli 2021 secara virtual. Rakorbangnas ini bertujuan untuk mewujudkan zero victim bencana geohidrometeorologi melalui upaya mitigasi secara tepat berdasarkan kolaborasi dan sinergi yang lebih intensif dan masif antara kementerian lembaga, pemerintah daerah, akademisi, media dan wakil masyarakat, serta para pihak terkait. Selain dihadiri oleh para pejabat BMKG baik pusat maupun daerah, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo juga turut hadir pada Rakorbangnas BMKG 2021 ini. Selain itu, terdapat sekitar 20.000 peserta yang hadir dari seluruh unsur dan elemen bangsa, seperti para menteri dan pimpinan lembaga, pimpinan perguruan tinggi, organisasi profesi, dan tokoh masyarakat.

Pembukaan acara diawali dengan sambutan sekaligus laporan yang disampaikan oleh Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc. Ph.D. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa berdasarkan monitoring BMKG, fenomena cuaca, iklim, dan tektonik di Indonesia cenderung semakin dinamis, kompleks, tidak pasti, dan ekstrem sehingga risiko kejadian multi bencana geohidrometeorologi makin meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, beliau menyampaikan tekad BMKG untuk terus fokus melakukan langkah adaptasi, diantaranya: secara terus menerus melakukan adaptasi dan inovasi teknologi serta meningkatkan kapasitas SDM BMKG, melakukan advokasi dan kolaborasi untuk pemanfaatan info BMKG, serta melakukan koordinasi dan sinergi dengan pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, pihak swasta, akademisi, media, serta pihak terkait agar lebih menggencarkan program edukasi, pelatihan, dan literasi.

Penyampaian sambutan sekaligus pembukaan secara resmi Rakorbangnas BMKG 2021 oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Penyampaian sambutan sekaligus pembukaan secara resmi Rakorbangnas BMKG 2021 oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang juga turut memberikan arahan. Beliau mengatakan bahwa dengan tantangan yang semakin meningkat, maka ketangguhan dalam menghadapi bencana, manajemen penanganan bencana, dan kemampuan untuk mengantisipasi dan memitigasi bencana untuk mengurangi risiko korban jiwa, kerusakan, dan kerugian harta benda juga harus ditingkatkan. Beliau juga menekankan bahwa layanan BMKG harus disertai dengan inovasi-inovasi yang mengikuti perkembangan teknologi terbaru, peringatan BMKG harus dapat digunakan sebagai rujukan pengambilan keputusan pemerintah di berbagai sektor dalam merancang kebijakan dan pembangunan, sinergi dan kolaborasi antara BMKG dengan kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah harus terus diperkuat, serta perlunya dilakukan edukasi berkelanjutan, terutama masyarakat di tempat yang rawan bencana.

Acara dilanjutkan dengan launching dan penyerahan output inovasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika oleh Prof. Dr. (H.C.) Megawati Soekarnoputri selaku Presiden ke-5 Republik Indonesia, kemudian penyampaian arahan aspek pembangunan manusia dan kebudayaan disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, serta arahan koordinasi teknis antara kementerian dan lembaga oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan penghargaan insan inspiratif kepada seorang nelayan penyelamat warga kampung di pantai Nusa Tenggara Timur oleh Prof. Dr. (H.C.) Megawati Soekarnoputri. Penghargaan yang diberikan kepada salah satu alumni sekolah lapang nelayan ini diberikan atas aksi nyata menyelamatkan 120 keluarga warga Desa Waisapa, Kupang, Nusa Tenggara Timur dari siklon tropis Seroja.

Arahan kunci terkait penguatan kapasitas kesiapsiagaan dan respon terhadap info peringatan dini bencana geohidrometeorologi disampaikan langsung secara virtual oleh Prof. Dr. (H.C.) Megawati Soekarnoputri selaku tokoh pelopor penguatan dan modernisasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika untuk kemanusiaan dan lingkungan. Beliau memberikan beberapa masukan terkait penanggulangan dan mitigasi bencana geohidrometeorologi di Indonesia, diantaranya: penanganan kebencanaan dan mitigasi harus segera dilakukan sesuai dengan melibatkan semua pihak sesuai fungsinya masing-masing, pencegahan kebencanaan harus selalu ada, serta harus ada sinergi koneksitas untuk mencapai tujuan terkait penanganan dan pencegahan kebencanaan. Terkait hal-hal tersebut, beliau optimis Indonesia dapat menangani risiko kebencana dengan segera beradaptasi dan melaksanakan mitigasi.

Agenda penting lainnya dalam acara ini adalah penandatanganan naskah komitmen bersama antar kementerian lembaga dalam mendukung pembangunan nasional penyelenggaraan meteorologi, klimatologi, dan geofisika, berkaitan dengan penguatan pemahaman dan respon informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika pada pemangku kepentingan, serta integritas data meteorologi, klimatologi, dan geofisika nasional guna kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah Republik Indonesia dalam melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta memajukan kesejahteraan umum melalui sinkronisasi dan sinergisitas program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Penandatanganan naskah dilakukan secara bersamaan dengan melibatkan sejumlah menteri dan kepala lembaga yang terdiri dari 12 kementerian dan 3 lembaga.

Pada sesi ke-2, acara dilanjutkan dengan pelaksanaan sidang-sidang. Dimulai dengan penjelasan pelaksanaan sidang-sidang secara virtual. Selanjutnya, dilaksanakan secara terpisah paparan teknis tentang proposal kegiatan peningkatan kapasitas user oleh Dr. Raditya Jati, S.Si., M.Si selaku Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, paparan teknis tentang proposal kegiatan integrasi data MKG Nasional oleh Oktorialdi, Ph.D selaku Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kewilayahan, Koordinator Sekretariat Satu Data Indonesia Tingkat Pusat, Kementerian PPN/ Bappenas dan Ir. Edward Trihadi, M.SEM selaku Kepala Pusat Database BMKG, dan paparan terkait payung hukum oleh Lydia Silvanna Djaman, S.H., LL.M selaku Deputi Bidang Perundang-undangan dan Administrasi Hukum, dan Mohamad Muslihhuddin, SH, MH selaku Kepala Biro Hukum dan Organisasi BMKG.

Talkshow Rakorbangnas BMKG 2021

Talkshow Rakorbangnas BMKG 2021

Rakorbangnas pada hari pertama, beragendakan talkshow dari beberapa Kementerian dengan berbagai topik bahasan, yaitu: “Peran Kemenhub dalam Meningkatkan Kapasitas Respon Operator Terhadap Info BMKG” dengan narasumber Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan, “Penguatan Peran Pemerintah Daerah dalam Peringatan Dini dan Informasi Cuaca”, “Iklim dan Gempa Melalui Penerapan Standar Pelayanan Minimal Sub Urusan Bencana” dengan narasumber Dr. H. Suhajar Diantoro, M.Si selaku Plh. Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan, “Peran Kementerian/Lembaga dalam Meningkatkan Kapasitas Pemahaman dan Respon User Terhadap Info BMKG” dengan narasumber M.Syafii Nasution selaku Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), “Peran K/L dalam Meningkatkan Kapasitas Pemahaman dan Respon Terhadap Informasi Peringatan Dini Kebencanaan” dengan narasumber Lilik Kurniawan, S.T., M.Si. selaku Sekretariat Utama BNPB, serta “Peran Kementerian PUPR dalam Meningkatkan Kapasitas Pemahaman dan Respon User Terhadap Info BMKG” dengan narasumber Ir. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M.Sc., Ph.D. selaku Menteri PUPR.

Adapun hari kedua, Rakorbanas BMKG 2021 beragendakan sidang komisi dan sidang-sidang pleno pembahasan hasil sidang komisi. Sidang komisi membahas beberapa topik terkait “Penguatan Kapasitas User Bidang Meteorologi dan Klimatologi” oleh Komisi I, “Penguatan Kapasitas User Bidang Geofisika” oleh Komisi II, dan “Integrasi Data MKG Nasional” oleh Komisi III. Sementara itu, sidang pleno terdiri dari dua pokok bahasan sidang, yaitu “Rencana Aksi Penyusunan Program untuk Penguatan Kapasitas User Bidang MKG” dan “Perangkat Peraturan Integrasi Pengamatan dan Data MKG Nasional”.

Acara yang berlangsung selama dua hari ini ditutup dengan agenda penyampaian kesimpulan dan rekomendasi Rakorbangnas MKG-II. Adapun segala masukan dan saran yang disampaikan oleh seluruh narasumber dijadikan sebagai catatan untuk bersama mewujudkan zero victim bencana geohidrometeorologi. Selain itu, diharapkan juga pelaksanaan Rakorbangnas BMKG 2021 dapat menjadi pendukung tekad BMKG untuk terus fokus terhadap adaptasi dan mitigasi bencana geohidrometeorologi. (JI/jend)