Jakarta Pusat (22/08)—Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melaksanakan kegiatan Seminar Ilmiah yang merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-78 dan Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (HMKG) yang ke-76. Kegiatan ini mengusung tema “Salju Abadi Menjelang Kepunahan: Dampak Perubahan Iklim?”. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, yakni secara online melalui kanal Zoom Meeting dan offline di Auditorium BMKG Pusat pada pukul 08.30 WIB. Seminar ini dihadiri oleh pejabat dan pegawai di lingkungan BMKG, taruna/i STMKG, perwakilan dari berbagai lembaga pemerintah nonkementerian, perwakilan dari himpunan dan organisasi seperti Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), perwakilan dari PT. Freeport Indonesia (PTFI), perwakilan dari media CNN Indonesia, perwakilan akademisi serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta.

Foto bersama dalam kegiatan seminar ilmiah

Sumber : Multimedia Resimen

Kegiatan dibuka dengan pengantar yang disampaikan oleh Rahmat Triyono, ST., Dipl.Seis., M.Sc selaku Plt. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala BMKG yang sekaligus membuka acara seminar ilmiah ini. Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D menjelaskan bahwa kondisi dari tutupan es di puncak Jayawijaya telah mengalami pencairan yang signifikan di tahun 2023 sehingga berpotensi untuk mempercepat kurangnya ketahanan pangan bagi masyarakat sekitar. “Melalui seminar ilmiah ini, diharapkan kita sadar bahwa saat ini secara nyata telah terjadi perubahan iklim sehingga kita harus melakukan mitigasi  seperti kerja sama lintas sektor, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan harus menyadari betapa pentingnya mengendalikan perubahan suhu seperti mentransformasikan bahan bakar fosil ke energi ramah lingkungan”, tutur Kepala BMKG dalam sambutannya.

Kegiatan seminar ilmiah ini dibagi menjadi dua sesi, yakni sesi pertama diisi oleh pemateri Prof. Shawn Marshall selaku Vice-Chair of WMO Global Cryosphere Watch (GCW) Advisory Group dan Rodica Nitu selaku Project Manager of Global Cryosphere Watch, WMO, dengan dipandu Dr. Donaldi Sukma Permana selaku moderator. Melalui kanal Zoom Meeting, Prof. Shawn Marshall memberikan penjelasan tentang pemantauan kriosfer global dan dampak perubahan iklim terhadap glacier. Selanjutnya, Rodica Nitu menjelaskan materi mengenai tinjauan umum tentang pengamatan, penelitian, dan layanan gunung tinggi di kutub (PHORS). Pada sesi pertama ini, para peserta sangat antusias pada acara diskusi dan tanya jawab baik dari kanal zoom meeting maupun dari Auditorium BMKG Pusat.

Penyampaian materi pada sesi pertama seminar ilmiah

Sumber : Multimedia Resimen

Sesi kedua dimoderatori oleh Dr. Erwin Eka Syahputra Makmur dengan diisi oleh pemateri dari BMKG Pusat, yaitu Dr. A. Fachri Radjab, S.Si., M.Si yang membahas mengenai perubahan iklim di Indonesia, skenario, dan dampaknya. Dalam penjelasanya, Dr, Fachri menyebutkan tentang perubahan iklim yang signifikan dari tahun ke tahun yang di tahun 2023 mencapai titik tertinggi dan dapat berdampak pada ketahanan pangan di Indonesia. Penyampaian materi yang berikutnya adalah dari BMKG Pusat yakni Dr. Donaldi Sukma Permana, dengan membawakan materi tentang satu dekade pengamatan glacier Papua. Dilanjutkan dengan pemateri dari PT. Freeport Indonesia yakni Dr. Gesang Setyadi, S.T., M.B.A selaku Vice President Enviromental dengan materi tentang pengamatan MKG serta komitmen PTFI perangi perubahan iklim dan tekan emisi gas buang.  Pada sesi kedua ditutup dengan pemateri dari CNN Indonesia, yakni Yogi Tujuliarto yang membawakan materi tentang potret perubahan iklim di Indonesia dari perspektif jurnalistik.

Penyampaian materi pada sesi kedua  seminar ilmiah

Sumber : Multimedia Resimen

Acara ini ditutup dengan rekomendasi yang disampaikan oleh Dr. Supriyatno Rohadi selaku Koordinator Penelitian dan Pengembangan. Secara keseluruhan, acara seminar ilmiah berjalan dengan sukses dan terlihat antusiasme dari seluruh audiens sangat tinggi saat sesi diskusi dan tanya jawab dengan pemateri. Semoga pelaksanaan kegiatan ini dapat membuka pola pikir masyarakat, bukan hanya insan BMKG namun bagi seluruh masyarakat Indonesia bahwa dampak perubahan iklim telah nyata kita rasakan. Hal ini tercermin dari keberadaan salju di Gunung Jayawijaya yang kemungkinan tak akan lagi abadi. Oleh karena itu, diperlukannya rasa tanggung jawab untuk lebih peka dan peduli terhadap lingkungan agar anak cucu kita bukan hanya bisa mendengar tentang salju abadi, namun juga turut merasakan salju abadi milik Indonesia di puncak Gunung Jayawijaya.

 

Pewarta: Mawar Putri Wardiana

Editor : Alrachmah Wahyuningsih Prasetya dan Marzuki Sinambela