Tangerang Selatan (08/08), Ikatan Taruna Geofisika (ITG) STMKG melaksanakan agenda rutin yang dilakukan tiap tahun yaitu sosialisasi gempa bumi dan termasuk dalam bagian dari pengabdian masyarakat. Pada tahun ini, sosialisasi mengenai gempa bumi  dilakukan di HighScope International School, Bintaro, Tangerang Selatan.

Sosialisasi ini dibawakan oleh taruna/i STMKG dari Jurusan Geofisika bersama dua Pembina STMKG yaitu Bapak Drs. Hendri Subakti, S.Si., M.Si., dan Bapak Puji Ariyanto, S,ST,. Peserta kegiatan sosialisasi ini adalah anak-anak dari rentang usia 2,5 sampai dengan  15 tahun yang terdiri dari tingkat tk sampai dengan kelas sembilan. Kegiatan dibagi menjadi dua lokasi. Pertama  untuk tk hingga kelas tiga dilakukan di luar ruangan sedangkan yang kedua untuk kelas empat hingga kelas sembilan berada di dalam ruangan.

Tim sosialisasi gempa bumi

Kegiatan yang dilakukan di luar ruangan merupakan kegiatan sosialisasi sederhana kepada anak-anak mengenai pengetahuan mendasar terkait gempa bumi. Materi pembawaannya pun ringan meliputi apa itu gempa dan upaya perlindungan ketika sebelum, saat, dan pasca terjadinya  gempa bumi. Antusias anak-anak pun sangat tinggi sebab materi yang dibawakan diiringi dengan lagu dan dilakukam secara interaktif kepada selutuh anak-anak.

Kegiatan di dalam ruangan dibawakan dengan materi yang lebih intens. Pada awalnya dilaksanakan pemaparan materi gempa bumi melalui penampilan video dan presentasi. Kemudian anak-anak diajak berkomunikasi dua arah melalui sesi tanya jawab seputar gempa bumi dan tsunami. Anak-anak juga banyak bertanya mengenai bagaimana terjadinya gempa bumi dan upaya apa saja yang harus dilakukan dalam ketika sebelum, saat, dan pasca terjadinya gempa. Hal ini disebabkan pengetahuan mengenai gempa bumi dan tsunami menjadi masalah yang masih awam bagi anak-anak. Upaya mitigasi dan pencegahan kecelakaan yang terjadi akibat gempa bumi juga dipaparkan oleh pemateri. Hal ini dianggap paling penting karena untuk mencegah banyaknya korban dari anak-anak.

Sebagai upaya simulasi, sirine sekolah dinyalakan pada waktu yang telah ditentukan. Seluruh civitas akademik, seperti pengajar dan anak-anak dievakuasi melalui prosedur yang telah dilaksanakan. Pendenahan jalur evakuasi dan titik kumpul di tanah lapang telah dilakukan sebelumnya. Taruna/i STMKG mengarahkan seluruh anak-anak untuk segera di evaluasi.

Simulasi saat terjadi gempa bumi

Sosialisasi ini sangat penting dilakukan di kalangan masyarakat awam. Sebagai negara yang rawan akan bencana, Indonesia harus selalu siap siaga akan upaya mitigasi pra bencana, saat terjadinya bencana, maupun pasca bencana.  Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat Indonesia bisa menjadi masyarakat sadar bencana sejak dini. (DM, AF, PSH, & RH)