Tangerang Selatan (26/4) – Sekitar 700 taruna/i STMKG beserta dosen dan staf kampus berlarian keluar ruangan setelah mendengar bunyi sirene.
“Telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 8.5 SR pada hari Kamis, 26 April 2018 pada jam 08.00 WIB. Pusat gempa yang berada pada koordinat 7.25 LS dan 106.2 BT dengan kedalaman 15 km dan terletak 60 km kearah selatan Kota Muarabinuangen menimbulkan gelombang tsunami.”
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukan bahwa guncangan gempa dirasakan di daerah Jakarta, Tangerang Selatan dan Bogor IV SIG-BMKG (VII-VIII MMI), Bandung dan Lampung III SIG-BMKG (VI MMI), Tasikmalaya II SIG-BMKG ( III-V MMI), Bantul II SIG-BMKG ( II MMI). Data Tide gauge menunjukkan adanya gelombang tsunami dengan ketinggian 7 m di pelabuhan Ratu, 5 meter di cianjur, 5 meter di lebak dan 4,5 meter di Pandeglang. Banyak Retakan terjadi pada dinding bangunan sederhana, sebagian roboh, kaca pecah. Sebagian plester dinding lepas. Hampir sebagian besar atap bergeser ke bawah atau jatuh. Struktur bangunan mengalami kerusakan ringan sampai sedang.
Simulasi gempa bumi megathrust yang diadakan ini bertujuan agar seluruh warga STMKG siap menghadapi kondisi saat terjadinya gempa megathrust dan bagaimana tindakan yang harus dilakukan. Simulasi ini sangat penting dilakukan mengingat Indonesia merupakan daerah rawan gempa. Simulasi ini juga dilakukan untuk menguji kesiapan dan kesigapan dari setiap taruna.
Persiapan simulasi dimulai pukul 07.00 WIB dengan diadakannya pengarahan dari Komandan Resimen STMKG, Aziz Widiarso. Setelah itu, taruna kembali ke kelas untuk melaksanakan pembelajaran seperti biasa. Tepat pada jam 08.00 WIB sirene berbunyi menandai peringatan gempa bumi terjadi, taruna dianjurkan melakukan tindakan sebagai berikut :
- Jangan panik, segera berjongkok dan hindari benda – benda yang bisa menimpa badan. Gunakan kedua tangan atau benda disekitar yang dapat digunakan untuk melindungi badan khususnya bagian kepala maupun leher.
- Jika berada di lantai dasar dan memungkinkan untuk keluar segera keluar dari bangunan menuju tempat terbuka sembari lindungi kepala dan leher mengunakan kedua tangan atau benda lainnya yang dapat melindungi.
- Jika berada di lantai dua atau lebih, berlindunglah di bawah meja yang kokoh sambil memegang kaki meja.
- Jauhi jendela kaca, rak, lemari, maupun barang – barang yang tergantung seperti lukisan, cermin, jam dinding, dan lain – lain. Gunakan kedua tangan atau benda lain yang dapat untuk melindungi kepala dan leher.

Taruna/i berlari menuju lapangan agar terhindar dari bahaya
Ketika gempa bumi berlangsung seluruh taruna/i, dosen dan staf berlindung terlebih dahulu di tempat masing masing hingga gempa bumi berhenti. Evakuasi dilakukan masing masing pribadi menuju titik kumpul yaitu lapangan apel besar. Gempa bumi dirasakan di STMKG dengan durasi kurang lebih tiga menit. Terdapat kerusakan pada gedung lama dimana plafon pada lantai 3 ruang A305 roboh. Ada 12 korban jiwa akibat gempa bumi ini, pertama taruna yang kejatuhan plafon dan terluka di kepala, dan taruni yang terkilir ketika menuruni tangga gedung baru. Selain itu hanya luka ringan saja. Terjadi kebakaran kecil di kantin dan dipadamkan menggunakan alat pemadam kebakaran.

Tim Pj Kesehatan bergerak tanggap melakukan evakuasi korban gempa
Setelah semua berkumpul di titik kumpul (lapangan apel besar), meski hujan mengguyur tim kesehatan segera membantu berbagai korban akibat bencana gempa bumi. Korban gempa disini juga merupakan simulasi untuk uji kesigapan dari tim kesehatan maupun sesama taruna. Selanjutnya, Kaprodi Geofisika, Bapak Dr. Iman Suardi,M.Sc. memberikan arahan terkait evaluasi, parameter gempa bumi, dampak yang ditimbulkan, serta informasi gempa susulan yang akan terjadi.

Penyampaian informasi pasca gempa oleh Kepala Program Studi Geofisika
Akhinya simulasi gempa bumi megathrust berlangsung dengan sukses. Pembelajaran yang didapat diharapkan dapat membantu taruna/i STMKG siap dalam menghadapi situasi yang sama dimasa depan. Baik yang sudah terjun di masyarakat maupun yang masih berada di jenjang pendidikan. Demi Indonesia yang tangguh bencana.(N_14/FFA)
#IndonesiaSiapUntukSelamat