Hari raya Idul Adha 1437 H yang bertepatan pada hari Senin, 12 September 2016 disambut haru oleh seluruh umat muslim di dunia tak terkecuali oleh taruna-taruni STMKG yang tidak merayakannya bersama keluarga di rumah. Bersama dengan para warga sekitar kompleks perumahan BMKG serta bekerja sama dengan DKM Masjid At-Taqwa diselenggrakan shalat Idul Adha di lapangan apel besar kampus STMKG. Shalat Idul Adha dimulai tepat pada pukul 07.00 yang kemudian dilanjutkan dengan khutbah oleh Ust. Saefulah Al-Bantani S.Ag. Dalam khutbahnya beliau bercerita tentang sejarah awal qurban dimulai dari zaman Nabi Adam, AS. hingga diperingatinya tanggal 10 Dzulhijjah sebagai hari raya qurban. Ustadz Saefulah Al-Bantani juga mengajak para jamaah untuk senantiasa bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh-Nya terutama nikmat iman & taqwa. Diakhir khutbahnya, beliau berpesan agar umat Islam selalu bersatu dan jangan sampai terpecah belah. Setelah pelaksanaan shalat Idul Adha, kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan hewan qurban di halaman masjid At-Taqwa yang berada dekat dengan kampus STMKG.

dsc_0038

Pada Idul Adha tahun ini, terdapat sebanyak 10 sapi dan 1 kambing sedekah dari taruna-taruni yang tergabung dalam program ‘Tabaqur (Tabungan Qurban)’ yang diselenggarakan oleh Rohis STMKG. Sebanyak 6 Sapi disalurkan ke masjid-masjid sekitar kampus sedangkan 4 sapi dan 1 kambing disembelih di kampus STMKG pada hari Selasa, 13 September 2016. Kegiatan pemotongan hewan qurban dilaksanakan pada pagi hari oleh panitia tabaqur serta anggota kerohanian Islam (rohis) STMKG. Daging kemudian didistribusikan untuk warga kampus dan beberapa diolah untuk kegiatan syukuran yang dilaksanakakan pada siang harinya.

Kegiatan Syukuran dilaksanakan pada siang hari setelah pelaksanaan kegiatan lomba peringatan Dies Natalies STMKG ke-61. Taruna-taruni membawa peralatan makan serta dilakukan pembagian ruangan sebagai tempat untuk makan bersama, Beberapa taruna-taruni bekerja sama mengolah daging hasil sembelihan untuk dijadikan sate dan memasak sop untuk dihidangkan pada acara syukuran ini. Hasil masakan tersebut kemudian dilahap bersama pada siang harinya setelah shalat Zuhur. Kecerian terlihat pada wajah taruna-taruni saat menikmati makan bersama, meski mereka harus merayakan hari raya di tanah rantau.