Tangerang Selatan – Rabu (24/1) diselenggarakan Seminar Hasil Penelitian Kajian Awal Sistem Peringatan Dini Longsor Berbasis Penguatan Sistem Prediksi Curah Hujan dan Aktivitas Kegempaan. Berlangsung di Lantai 2 Gedung Rektorat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), seminar ini merupakan hasil penelitian dari kolaborasi para dosen STMKG. Seminar ini dihadiri oleh Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M. Sc., P.Hd, Sekretaris Utama BMKG Dr. Widada Sulistya DEA, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Banjarnegara Drs. Arif Rahman, S.T., M. Si., dan perwakilan Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA, Matsuda Hiroshi.

Foto bersama Kepala BMKG dan Kepala BPBD Banjarnegara (Gambar oleh Alensa STMKG)

Pukul 09.00 WIB acara dibuka dengan presentasi dari Dr. Paulus Agus Winarso tentang Kondisi Dinamika Atmosfer (MJO) Pemicu Pembentukan Awan dan Hujan di Pulau Jawa (Banjarnegara dan Garut). Pada kesempatan ini, beliau memaparkan tentang pengaruh dinamika atmosfer terhadap pembentukan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga ringan. Durasi hujan yang lama dan intensitas yang lebat dapat menyebabkan bencana, contohnya tanah longsor. Setelah Dr. Paulus, presentasi dilanjutkan oleh Bapak Hariyanto, S.T., MT. tentang Purwarupa Peringatan Dini Longsor. Purwarupa yang dirancang menggunakan sensor kelembaban tanah, curah hujan, dan pergeseran tanah.

Pemaparan materi “Kebijakan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Banjarnegara” oleh Kepala BPBD Banjarnegara (Gambar oleh Alensa STMKG)

Acara dilanjutkan dengan laporan dari Ketua STMKG Bapak Slamet Suyitno Raharjo, M. Si., beliau melapokan rencana perealisasian Early Warning System Longsor sebagai bentuk pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi serta peningkatan kualitas dosen dan taruna. Kemudian, sekaligus membuka acara pagi itu, Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M. Sc., P. hD memberikan pengarahan serta memaparkan penelitian beliau. Pengarahan difokuskan kepada pegawai dan taruna agar selalu berinovasi dan menjalin kerja sama. Beliau juga mendorong BMKG dan STMKG agar menciptakan standar dan merebut pengaruh pengembangan Early Warning System bencana di dunia. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama Kepala BMKG dan istirahat.

Setelah sesi foto dan istirahat, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Kepala BNPB Banjarnegara Drs. Arif Rahman, S.T., M. Si. dan Dr. Agus Safril S.T., M. MT. Kepala BNPB mengatakan kerja sama yang dibangun antara BNPB dan BMKG selama ini berjalan dengan baik, yang mana data BMKG diperlukan dalam penentuan kebijakan penanggulangan bencana. Beliau juga berharap dengan dibangunnya sistem EWS Longsor ini dapat mengurangi jumlah korban longsor, terutama di Banjarnegara yang rawan longsor. Sementara Pak Agus Safril memaparkan tema utama seminar hari itu, “Kajian Awal Sistem Peringatan Dini Longsor Berbasis Penguatan Sistem Prediksi Curah Hujan dan Aktifitas Kegempaan”. Penelitian ini merupakan hasil dari kolaborasi kelompok dosen dari masing-masing jurusan, Meteorologi, Klimatologi, Geofisika, dan Instrumentasi. Sistem EWS Longsor dibuat menggunakan tiga sensor yaitu accelerometer, tipping bucket, dan soil moisture yang mendukung peringatan longsor satu hari ke depan dan satu bulan ke depan.

Sebagai penutup acara, disampaikan Closing Remarks oleh Sekretaris Utama BMKG Dr. Widada Sulistya, DEA. Dalam penutupannya, beliau mendorong BMKG dan STMKG untuk melakukan pengembangan dalam rangka mencapai sistem informasi yang mengacu pada Risk Based Warning. Beliau juga menyampaikan bahwa sebagai lembaga yang berbasis operasional, BMKG membutuhkan inovasi dan penelitian yang menunjang kegiatan operasional. Tentunya, harapan ini ditujukan agar direalisasikan oleh STMKG, salah satunya melalui kegiatan penelitian seperti ini.(RS/ARN)