Jakarta 28/2, bertemakan “Gempa bumi megathrust M 8,7, siapkah Jakarta?” IKAMEGA STMKG berhasil menyelenggarakan sarasehan kegempaan bersama para pakar dan birokrat.

Megathrust selat sunda yang sampai sekarang masih dalam kondisi seismic gap memunculkan kekhawatiran para ilmuwan akan terjadinya gempa bumi, mengingat Indonesia berada diantara pertemuan 3 tiga lempeng besar dunia. Jika gempa bumi ini terjadi, diprediksikan magnitudonya mecapai 8,7 yang hampir setara dengan gempa bumi Aceh 2004 silam. Jakarta sebagai pusat kegiatan negara dan miniaturnya Indonesia, harus bersiap baik sarana maupun prasarana untuk menghadapi gempa bumi ini. Hal inilah yang membuat IKAMEGA mengadakan diskusi ilmiah dengan pembicara Prof. Dwikorita Karnawati, Ph. D sebagai keynote speaker, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga S. Uno, MBA, Komisi V DPR RI, Sadarestuwati, M.MA, Dekan FTTM ITB, Prof. Sri Widiyantoro, Ph.D, dan Kepala PGST BMKG Dr. Jaya Murjaya.

Pada pembukaan acara, pertunjukan tari tradisional, tari piring yang dibawakan oleh taruni-taruni STMKG (Luh Putu Anggita Ningrum, Citra Aulia Nisa, Puteri Sunitha Aprisani Corputty, Gusti Ayu Komang Marina, Ayu Feminia, dan Emmilia Monica) turut memeriahkan acara.

Penampilan tari piring

Dr. Deni Septiadi selaku moderator acara

Bertempat di Auditorium BMKG Pusat, acara yang dimoderatori oleh Bapak Dr. Deni Septiadi selaku pembantu ketua III STMKG, membahas peran BMKG dalam mendeteksi gempa serta langkah-langkah konkret yang harus dilakukan Jakarta dalam kesiapan menghadapi bencana.

Prof. Dwikorita Karnawati, Ph.D memberikan sambutan

“Kapannya, (berapa) magnitudonya, kita masih belum bisa memastikan. Yang pasti adalah akan terjadi (gempa bumi),” Ungkap Ibu Prof. Dwikorita Karnawati, Ph. D. Dalam sambutannya, beliau mengatakan pertemuan ini bertujuan untuk mengambil sikap dalam menghadapi bencana yang akan datang ini. Meskipun jarak antara Jakarta dengan megathrust tersebut sekitar 300 Km, namun dampaknya pasti akan terasa mengingat tanah Jakarta adalah tanah alluvial yang dapat memperbesar amplitudo gempa sehingga dampaknya akan sangat terasa, apalagi Jakarta dikepung oleh patahan-patahan aktif. Beliau juga berharap kepada BPPD dan pemprov DKI Jakarta untuk membuat kebijakan mitigasi, seperti mengaudit gedung-gedung yang ada di DKI Jakarta.

 

Suasana sarasehan kegempaan

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Bapak Sandiaga S. Uno, MBA dalam kesempatan tersebut mengatakan akan memberikan perhatian lebih kepada BMKG dan menggelar kerjasama untuk menggunakan informasi dari BMKG dalam menghadapi bencana yang akan datang. “MoU, cepat kita bikin MoUnya” pungkasnya. Beliau juga menginginkan pemberian pelatihan dan pendidikan dini kepada siswa sekolah dasar dalam menghadapi bencana khususnya gempa bumi.

Acara ini kemudain diakhiri dengan pemberian cinderamata oleh IKAMEGA, kepada Wakil gubernur DKI Jakarta dan pembicara ahli yang hadir. DAF.

Bapak Sandiaga S. Uno menerima cinderamata dari IKAMEGA