Tangerang Selatan (22/09) – Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tinggi di Indonesia yang mengedepankan riset dan penelitian, kembali mengrimkan perwakilan taruna-taruninya untuk ikut andil dalam seminar internasional “The 6th LAPAN-IPB Satellite Symposium 2019”. Dalam seminar yang bertajuk tema “Strengthening The Role of Environmental Satellites for Food Security and Environmental Monitoring Programs”, STMKG diwakilkan oleh tim yang beranggotakan taruna-taruni STMKG.
Penyerahan penghargaan kepada setiap tim
Seminar berlangsung di Institut Pertanian Bogor sebagai tuan rumah, tepatnya di Gedung IPB Internasional Convention Centre. Acara yang dilaksanakan pada tanggal 17-18 September 2019, berlangsung selama 2 hari untuk menampilkan total dari 133 judul paper dari beberapa Lembaga Riset dan Pendidikan Tinggi seluruh Indonesia. Lembaga tersebut antara lain yaitu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Seminar internasional ini diadakan untuk memperingati peluncuran satelit oleh LAPAN dengan mengundang beberapa keynote Speaker dari Luar Negeri.
Dari ke-133 judul paper, perwakilan tim yang berasal dari STMKG berhasil menyabet penghargaan sebagai “Best Student Award” dengan membawakan paper dengan judul “Reflectivity Threshold in Severe Hail Index Algorithm Based on Identifying the Characteristics of Hail in Western Java by Utilizing Satellite and Weather Radar Data”. Dengan beranggotakan tim sebagai berikut:
Penulis Pertama : Taruna Marselinus Muaya
Anggota : Taruna Awin C. Manurung, Taruni Indah Sary, Taruna Rekzi D. Febrian
Dosen Pembimbing : Imma R. Nugraheni, M.Si. dan Eko Wardoyo, M.T.
Pemberian piagam pada taruna Marselinus Muaya pada apel pagi 22 September 2019
Paper yang ditulis oleh tim yang berasal dari STMKG membahas algoritma/metode dalam mendeteksi hujan es menggunakan data satelit dan radar cuaca, dengan menggunakan studi kasus 19 kejadian hujan es dalam cakupan radar cuaca jakarta. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan metode deteksi fenomena-fenomena cuaca buruk termasuk hujan es semakin berkembang dan dapat diaplikasikan dalam operasional guna mendukung pelayanan informasi cuaca di BMKG. (IM/RH)