Sungai Mekong merupakan salah satu sungai di Asia yang terkenal sebagai salah satu sungai utama di dunia. Kamboja merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang dilintasi oleh Sungai Mekong. Masyarakat Kamboja yang hidup di pinggiran sungai mengandalkan aliran Sungai Mekong sebagai penyangga kehidupan sehari-hari. Kampong Cham adalah salah satu provinsi di Kamboja yang mengandalkan aliran Sungai Mekong untuk pertanian dan perikanan. Sistem irigasi dan budidaya perikanan bergantung pada debit aliran sungai.
Pada kegiatan Training for Young Journalist on Climate yang diselenggarakan UNESCO bersama jurnalis Asia Tenggara ditemukan fakta bahwa perubahan iklim telah mempengaruhi siklus kehidupan di Kamboja, khususnya pada sektor pertanian dan perikanan di Distrik Kang Meas, Provinsi Kampong Cham, Kamboja, dimana Sekolah Tinggi Meteorologi dan Geofisika mendelegasikan satu perwakilannya pada kegiatan tersebut
Perubahan iklim di daerah distrik Kang Meas sangat dirasakan nelayan dan petani setempat. Hun Hueang, salah satu petani di Kang Meas mengatakan bahwa musim hujan yang terlambat membuat produksi padi dan kegiatan perikanan menjadi terganggu. Jumlah padi yang dapat dipanen turun drastis dari 300 ton menjadi 200 ton setiap musim panen dikarenakan musim hujan meleset dari perkiraan. Hal serupa juga ditemui pada nelayan setempat, dimana pendangkalan debit sungai mengakibatkan hilangnya beberapa spesies ikan karena tidak mampu berkembang biak pada air dangkal. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam fenomena perubahan iklim tersebut adalah tidak terlihatnya komunikasi masyarakat dan pemerintah dalam menyampaikan informasi proyeksi perubahan iklim yang akan datang.
Berkaca dari Kehidupan di Kang Meas
Sudah semestinya masyarakat dan pemerintah saling bekerja sama dalam penanganan perubahan iklim. Pemerintah memiliki kewajiban untuk memantau perubahan iklim yang dapat berpengaruh dalam berbagai sektor, khususnya bidang perikanan dan agraria dan menyampaikannya kepada masyarakat dalam bahasa yang mudah dipahami. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
merupakan lembaga pemerintah yang memiliki peranan penting dalam memberikan proyeksi perubahan iklim. Sebagai lembaga pemerintah yang terkait dengan iklim, BMKG berkewajiban untuk menginformasikan indeks-indeks perubahan iklim yang telah ditentukan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Indeks-indeks perubahan iklim tersebut berperan penting dalam proses pengambilan keputusan dalam berbagai sektor seperti proyeksi pertumbuhan ekonomi, pembangunan, perikanan, perikanan, maupun sektor terkait lainnya.
Strategi Penyampaian Informasi Iklim
Proses diseminasi informasi iklim khususnya di Indonesia memiliki karateristik dan kesulitan tersendiri. Rata-rata petani di Indonesia saat ini sudah berada di usia tidak produktif. Hasil sensus pertanian pada tahun 2013 menyatakan bahwa 60,8 % petani Indonesia berusia diatas 45 tahun. Selain permasalahan usia, penyampaian informasi juga mamerlukan pendekatan lain karena data sensus juga menyebutkan bahwa 73,79% petani Indonesia hanya mengenyam pendidikan sampai Sekolah Dasar. Strategi penyampaian informasi perlu diperhatikan baik sarana, media, dan cara penyampaian. Kondisi usia dan pendidikan manjadi acuan penting dimana komunikasi yang efektif adalah komunikasi langsung. Sekolah Lapang Iklim BMKG merupakan program unggulan dalam diseminasi informasi iklim khususnya untuk petani. Pola pengajaran orang dewasa diterapkan untuk membangun komunikasi dua arah yang mudah dipahami dan interaktif. Kondisi-kondisi iklim dalam bahasa yang mudah dipahami diajarkan kepada petani dan bagaimana menyesuaikan pola tanam dengan informasi proyeksi iklim yang diberikan oleh pemerintah.