Pendidikan semi militer tidak menghapuskan status sipil taruna STMKG. Bagaimanapun juga pendidikan di STMKG dilakukan untuk mencetak Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mampu melayani masyarakat. Masyarakat pasca reformasi sangat menjunjung tinggi demokrasi. Oleh karena itu, nilai demokrasi dan kepedulian menjadi hal yang penting untuk dimiliki setiap taruna. Salah satu dari perwujudannya adalah dengan diadakannya pemilu raya setiap tahun. Pemilu raya tidak hanya memberikan gambaran nyata pada taruna akan kehidupan sipil dengan kepemimpinan demokratis namun juga aspek kepedulian yang perlu dijunjung tinggi.

Pemilu raya dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), sebuah komisi bentukan Dewan Musyawarah Taruna (Demustar) untuk melaksanakan pemilihan jabatan tertinggi taruna, Komandan Resimen (Danmen) Korps Taruna STMKG. Mengawali proses awal, dimulai dari pendaftaran bakal calon komandan resimen (cadanmen) yang berasal dari jalur utusan kelas dan jalur independen. Dimana, terdapat 18 orang calon yang terdiri dari 16 orang utusan kelas dan 2 orang dari jalur independen. Setelah dilakukan verifikasi administrasi, ditetapkan 17 orang bakal calon komandan resimen (cadanmen) yang terdiri dari 16 orang dari jalur utusan kelas dan 1 orang dari jalur independen. Selanjutnya setelah melewati proses, terpilih 5 calon untuk menjalani uji kelayakan. Dari uji kelayakan ini didapatkan 3 nama sebagai calon komandan resimen (cadanmen).

Tiga nama ini berhak untuk menjadi kandidat dalam pemilihan umum yang akan ditentukan oleh seluruh taruna. Pengambilan nomor telah dilaksanakan pada Selasa (24/4). Adapun tiga kandidat dan nomor urutnya adalah sebagai berikut.

Nomor urut satu, atas nama Aziz Widiarso kelas Geofisika 6 dengan visi membangkitkan semangat janji taruna dan kebanggaan sebagai taruna STMKG. Misi yang ingin dilaksanakan adalah:

  1. menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ketarunaan yang mendukung persaudaraan antar taruna,
  2. memperbaiki komunikasi antar anggota, pengurus, dan pembina, dan
  3. mengevaluasi dan melanjutkan program kerja resimen periode sebelumnya. Program kerja unggulan yang ditawarkan adalah Taruna Hormat PDH.

 

Nomor urut dua, atas nama Dhian Yulie Cahyono kelas Meteorologi 6C dengan visi menjadikan Resimen Korps Taruna STMKG yang ber-JIWA TARUNA ( Jujur ber-Integritas, WibawA , TAqwa, Respect, Unggul, dan NAsionalisme). Misi yang ingin dilaksanakan adalah:

  1. melaksanakan setiap program kerja Menkorpstar STMKG dengan memperhatikan keseimbangan catur aspek (spiritual, akademik, mental, fisik),
  2. membangun kehidupan kampus dengan hirarki yang jelas dalam setiap tingkatan, agar tercipta kekeluargaan, toleransi, tanggung jawab, rasa peduli, serta saling asih dan asuh antar taruna/tingkatan,
  3. meningkatkan kewibawaan dan kebanggaan sebagai taruna /i STMKG dengan memperbaiki berbagai aspek visual maupun non visual,
  4. membangun internal resimen yang harmonis, inovatif, solid, aktif dan professional,
  5. melanjutkan program kerja pengurus resimen sebelumnya. Program kerja unggulan yang ditawarkan adalah Mentoring (yang Disempurnakan) dan Tunas Muda STMKG.

 

Nomor urut ke tiga, atas nama Rendi Wijaya Kusuma kelas Geofisika 6 dengan visi memperkuat jati diri taruna  STMKG dengan menerapkan nilai-nilai janji taruna. Misi yang ingin dilaksanakan adalah:

  1. menjadikan nilai-nilai kedisiplinan menjadi pegangan kehidupan para taruna STMKG,
  2. pembenahan STMKG dari dalam terlebih dahulu baru pembesaran nama di sektor luar.

Program kerja unggulan yang ditawarkan adalah DARTITARNAS (Dharma Bakti Taruna STMKG).

 

Debat Terbuka : Bukan Beradu, tapi Mengumpulkan Ide

Pada Sabtu, 29 April 2017, telah terlaksana debat terbuka Calon Komandan Resimen (cadanmen). Debat terdiri dari tujuh sesi dengan rincian sesi pertama berisi perkenalan diri dan visi misi, sesi ke dua diisi pertanyaan wajib, sesi tiga merupakan pertanyaan pilihan disertai saling menanggapi dari satu calon lain, sesi empat memberi kesempatan pertanyaan dari hadirin dengan tanggapan dari seluruh calon, sesi lima dan sesi enam berisi tanya jawab antar calon dan yang terakhir sesi tujuh yang berisi pesan penutup. Selama hampir dua jam, debat terbuka ini dilaksanakan. Jurnalis dari Iptek dan Jurnalistik STMKG mencoba merangkum apa yang terjadi selama debat sebagai berikut.

Pada sesi pertama, cadanmen diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri dan visi misi. Taruna Aziz memperkenalkan program unggulan yaitu taruna hormat PDH. Proporsionalitas fisik taruna juga menjadi fokus dan perhatian taruna Aziz karena menurutnya taruna harus seimbang secara visual maupun non visual. Dalam kesempatannya, Taruna Dhian menegaskan bahwa setiap kegiatan taruna harus membangun catur aspek (spiritual, akademik, mental, dan fisik). Resimen yang solid, aktif, dan proporsional menjadi sorotan tersendiri bagi Taruna Dhian. Adapun Taruna Rendi memilih untuk memperkuat jati diri taruna sebagai visinya. Program unggulan yang ditawarkan oleh taruna Rendi adalah dharmabakti taruna STMKG.

Sesi ke dua memberi seluruh cadanmen dua pertanyaan yang cukup menantang, yaitu apa yang membuat anda layak serta apa yang akan dilakukan jika visi dan misi gagal diraih. Kepercayaan yang senantiasa meningkat maupun rekam jejak menjadi Mayoret dan Komandan Kompi menjadi jawaban taruna Dhian untuk pertanyaan pertama. Dengan semangat pantang menyerah, taruna Dian mengutarakan akan terus mencari solusi dengan melihat berbagai sudut pandang dalam kegagalan. Taruna Rendi secara konsisten mengemukakan program dharma bakti sebuah alasan kelayakan. Taruna Rendi secara tegas juga siap mundur jika gagal dalam mewujudkan visi misi. Kemampuan menjadi pemimpin yang disegani menjadi jawaban pertama dari Taruna Aziz. Pilihan untuk melaksanakan evaluasi menjadi solusi jika kegagalan terjadi adalah jawaban ke dua Taruna Aziz.

Ketegangan cadanmen mulai terlihat menurun, sesi ketiga diawali dengan pertanyaan pilihan untuk taruna Aziz mengenai potensi ketidaksepahaman pembina dan taruna. Taruna Aziz mengemukakan solusi alternatif dengan membentu forum khusus untuk hal tersebut. Pertanyaan untuk taruna Dhian adalah tentang program resimen yang akan dilanjutkan dan dihentikan. Taruna Dhian tidak ingin menghentikan program apapun yang sudah ada sedangkan program keluarga asuh ingin lebih dibenahi. Taruna Rendi mendapatkan pertanyaan tentang angka prestasi. Taruna Rendi menanggapi dengan kemungkinan untuk menegosiasikan ulang penyeimbangan akes dan apres.

Sesi ke empat memberikan kesempatan bertanya kepada hadirin. Pertanyaan pertama yang diajukan adalah mengenai peluang dibuatnya sistem aspirasi yang dapat digunakan taruna untuk menyampaikan keberatan. Tanggapan dari seluruh cadanmen relatif sama. Pertanyaan ke dua yang diajukan berfokus ke masalah ADART organisasi non bidang di bawah resimen. Pertanyaan ke tiga mencoba mengangkat konflik kepentingan antar organisasi di Resimen taruna. Dalam sesi ini jawaban dari ketiga cadanmen cenderung normatif dan tidak terlalu berbeda.

Sesi ke lima dan ke enam berisi saling tanya antar calon. Taruna Aziz menanyakan inovasi apa yang akan dilakukan untuk keluarga asuh, dijawab oleh taruna Dhian dengan memperbaiki sosialisasinya. Pada sesi berikutnya taruna Dhian memberikan pertanyaan balik mengenai cara membuat taruna bangga pada PDH, taruna Aziz memberikan jawaban dengan memupuknya dari aspek mentalitas. Taruna Dhian memberikan pertanyaan ke Taruna Rendi mengenai anggota resimen yang tanpa organisasi, taruna Rendi menjawab dengan tegas bahwa akan diusahakan setidaknya satu taruna harus ikut kegiatan resimen meski pada satu kegiatan olahraga. Kesempatan pertanyaan pada sesi selanjutnya digunakan oleh Taruna Rendi untuk menanyakan seberapa yakin visi taruna Dhian dapat dicapai. Taruna Dhian dengan tegas mengatakan bahwa dia sangat yakin. Taruna Rendi memberikan pertanyaan ke taruna Aziz dalam masalah perlukah Menkorpstar STMKG bergabung dalam Resimen Mahasiswa, taruna Aziz menjawab dengan perlu pertimbangan lebih lanjut. Adapun pertanyaan Taruna Aziz ke Taruna Rendi adalah mengenai pelaksanaan program unggulan dharma bakti akan seperti apa. Taruna Rendi menjawab bahwa kolaborasi adalah hal yang diperlukan.

Sesi penutup diakhiri secara elegan oleh seluruh cadanmen dengan meyakinkan hadirin bahwa siapapun yang terpilih, seluruh taruna adalah keluarga dan perlu menyelesaikan masalah bersama-sama. Taruna Dhian mengatakan bahwa hubungan baik dengan banyak taruna menjadi alasan yang kuat untuk memilihnya. Taruna Rendi mengakhiri dengan menyampaikan harapan akan adanya perubahan besar jika terpilih. Adapun Taruna Aziz menyampaikan bahwa posisi Komandan Resimen yang merupakan konseptor, jembatan pembina-taruna, dan bukan orang lapang, lebih cocok dipegang olehnya.

Untuk video lengkapnya silahkan kunjungi http://bit.ly/2qtAtBU

(ADG)