Tangerang Selatan (18/10) – Diskusi ilmiah antara BMKG dan STMKG terlaksana dalam acara Diskusi Terkait Gempa Bumi dan Tsunami di Palu – Donggala yang mengambil tempat di Ruang Rapat Gedung Rektorat STMKG. Acara ini terlaksana dari pukul 8.00 hingga 16.00 WIB. Acara ini juga merupakan respon dari BMKG atas isu – isu negatif terkait BMKG setelah terjadinya beberapa bencana alam di Indonesia yang menjadi perhatian BMKG, seperti tsunami Palu – Sigi – Donggala yang menjadi topik dari diskusi ini. Selain itu, diskusi ini juga merupakan bentuk peringatan atas 10 tahun terbentuknya InaTEWS.

Foto Diskusi BMKG dan STMKG Terkait Gempa Bumi dan Tsunami di Palu – Donggala

Diskusi ini melibatkan pihak dari BMKG maupun STMKG. Beberapa pihak dari BMKG antara lain Deputi Bidang Geofisika, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu dll. Adapun peserta dari STMKG yakni terdiri atas masing masing Puket 1, 2 dan 3 STMKG, Kaprodi dan Dosen Prodi Geofisika serta para taruna/i Prodi Geofisika STMKG. Enam orang pakar Geofisika yang merupakan purnabakti BMKG juga didatangkan dalam diskusi ini, seperti Drs. Soenarjo, M.Si, Dr. Prih Haryadi, Dr. Masturyono dan tiga pakar lainnya.

Acara ini dibuka oleh Ketua STMKG, Slamet Suyitno Raharjo, S.Si, M.Si dan dimoderatori oleh Drs. Hendri Subakti, M.Si. Presentasi pertama dibawakan oleh Kedeputian Bidang Geofisika dengan judul “SOP Warning”. Tujuan dari sesi ini adalah untuk menjadi pembelajaran bagi para peserta mengenai SOP yang ada di BMKG untuk sistem peringatan dini bencana. Hal ini juga bertujuan untuk mensosialisasikan mengenai SOP sistem peringatan dini bencana yang mengalami perubahan sejak beberapa bulan yang lalu, tepatnya 18 Agustus 2018.

Penyampaian kedua dilanjutkan oleh Dr. Sugeng Pribadi, ST, MDM mewakili Kedeputian Bidang Geofisika dengan tajuk “Potensi Longsor Dasar Laut di Perairan Palu”. Penyampaian kali ini lebih mengarah kepada pembahasan ilmiah mengenai bagaimana gempa dan tsunami di Palu bisa terjadi. Yang mana sama sama kita ketahui bahwa hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa tsunami di Palu adalah akibat longsoran di dasar laut Teluk Palu. Oleh karena itu, tema yang diangkat adalah mengenai longsor dasar laut.

Selanjutnya, presentasi ketiga dibawakan oleh Dr. Supriyanto Rohadi, M.Si mewakili Puslitbang BMKG dengan tema “Penelitian Kegempaan terkait Gempa Palu 28 September 2018”. Dan acara dilanjutkan dengan dua presentasi terakhir yang masing-masing disampaikan oleh Dr. Prih Harjadi dan Drs. Suhardjono, Dipl.Seis. Setelah agenda presentasi selesai,  dilanjutkan dengan kegiatan diskusi yang dipandu oleh Drs. Hendri Subakti, M.Si. Diskusi ini sekaligus menjadi acara terakhir dari rangkaian kegiatan diskusi ini.

Para peserta Diskusi Terkait Gempa Bumi dan Tsunami di Palu – Donggala

Harapannya dari kegiatan ini untuk STMKG adalah dapat menjadi pembelajaran bagi para taruna/i STMKG yang merupakan generasi emas penerus kinerja BMKG. Taruna/i STMKG dengan mengikuti kegiatan ini dapat mengetahui kejadian yang sebenarnya dan selajutnya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan masyarakat, salah satunya melalui sosial media. Hal ini juga sebagai penguatan kualitas taruna/i dalam melayani masyarakat dengan pelayanan yang prima.