Karateka osh! Begitulah salam yang dilakukan oleh seorang karateka tiap kali akan memulai sebuah pelatihan atau pertandingan. Atmosfer kebanggaan begitu terpancar dari wajah para karateka Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sesuai bertanding dalam Kejuaraan Daerah (kejurda) DKI Jakarta yang digelar pada tanggal 21-22 Februari 2015 di Grand Wisata gedung Oso Sport Bekasi. Pertandingan yang digelar untuk mencari perwakilan karateka DKI Jakarta dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) ini dibuka untuk umum dan diikuti oleh 21 perguruan karate seluruh Indonesia.
Sebanyak limakarateka terbaik Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika direkomendasikanmewakili INKADO dalam kejurda tahun ini, diantaranya adalah I Gusti Ketut Satria Bunaga (Geofisika 7), Mariska Natalia Rande (Geofisika 3), Kokoh Jamal Alsari Walay (Meteorologi 5B), Shanas Septy Prayuda (Meteorologi 5E), dan Ashvin Hamzah Driwantara (Meteorologi 3B). Pertandingan kali ini merupakanpertandingan perdana bagi karateka STMKG dalam mengikuti kejurda namun beberapa prestasi sudah berhasil disandang oleh I Gusti Ketut Satria Bunaga (Juara III kelas -75 kg), Mariska Natalia Rande (Juara II kelas -55kg), dan Kokoh Jamaluddin (Juara III kelas -84 kg).
Tentunya prestasi tersebut tidak diraih tanpa melalui perjuangan, karateka STMKG sudah mempersiapkan diri melalui pelatihan rutin sejak bulan Desember lalu dan mengikuti training center (TC) di Senayan sebanyak dua kali dalam seminggu. Prestasi ini hendaknya dapat dijadikan motivasi bagi mereka yang benar-benar memiliki minat dalam karate untuk berlatih keras sehingga  dapat turut menorehkan tinta emas dalam sejarah dunia karate Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Tidak hanya untuk alasan kesehatan atau pertandingan, karate juga merupakan sebuah seni bela diri yang membekali setiap taruna taruni dengan ilmu-ilmu dasar dalam self-defense ketika berhadapan langsung dengan tindak kriminalitas. Oleh karena pentingnya ilmu bela diri utamanya saat Praktik Kerja lapangan (PKL) di daerah nanti, ada baiknya jika taruna-taruni tingkat I mengubah mindset “karate perlu karena diwajibkan” menjadi “karate wajib karena diperlukan”. Sehinggapelaksanaan latihan rutin bukan merupakan suatu keterpaksaan namun suatu kebutuhan hidup di masa yang akan datang.
1 2